Keberhasilan dari sebuah tim dalam olahraga, bisnis, atau organisasi tertentu tidak sepenuhnya bisa dicapai hanya dengan melihat keterampilan individu yang dilakukan. Diperlukan kejelian dari pelatih maupun pemimpin dalam mengintegrasi semua hal seperti fokus, mentalitas seorang pemenang , dan bagaimana menciptakan kekompakan pada level tim. Dalam hal ini dan dalam konteks ini, pelatih bukan hanya sebagai pelaksana dari strategi. Dia sudah pasti merupakan seorang perancang yang berkontribusi. Mendesain karkas mental dan emosional yang akan menjadi jantung jiwa tim.
Setiap pelatih tentu perlu menyusun strategi skema yang berkaitan dengan bagaimana mendatangkan ketidakpuasan bagi para anggota tim. Setiap tim membutuhkan pemimpin yang akan memberikan instruksi dan petunjuk mengenai apa yang seharusnya begini dan begitu. Menemukan titik fokus untuk mengkombinasikan berbagai jenis tujuan atau tim atau kapten memang bukan tugas yang mudah. Beberapa ulama mendefinisikan hal ini sebagai memilih seorang chef mergers & acquisitions.
Dengan mendidik Tim A, dia memiliki motivasi untuk mendidik mereka dengan baik karena ada imbalan dalam bentuk pengakuan di publik.
Mereka membutuhkan kasih sayang ketika terbuka dengan ide untuk mengubah kepemimpinan.
2. Mendorong Sikap Menang: Dari Ketentuan ke Ketahanan
Sikap menang tidak selalu tentang mencapai kemenangan; itu adalah pola pikir yang memungkinkan pembelajaran terus-menerus, adaptasi, dan pemulihan dari kegagalan. Seorang pelatih memiliki peran sentral untuk memastikan prinsip ini tertanam. Sumber mencatat bahwa pemenang mampu tetap fokus pada tujuan mereka terlepas dari hal-hal lainnya. Seorang pelatih dapat melatih ini dengan:
- Memberikan tantangan progresif : Mengharuskan tim untuk tampil melampaui kemampuan mereka dengan mensimulasikan skenario sulit dalam latihan.
- Mendorong refleksi diri : Membantu anggota tim untuk belajar dari kesalahan mereka melalui diskusi evaluasi yang konstruktif.
- Menanamkan kepercayaan sosial : Memastikan setiap anggota kelompok menyadari nilai kontribusinya, seperti dalam orkestra, saling sinkron dan berpadu harmonis.
Selain itu, pelatih perlu menunjukkan disposition yang tidak tergoyahkan dan tangguh. Sumber menekankan bahwa pemimpin-pemenang akan mendorong tim menuju kesuksesan. Misalnya, menunjukkan komitmen tinggi dan sikap positif memungkinkan pelatih untuk menanamkan budaya kerja yang tahan banting.
3. Kekompakan Tim: Mengalihkan Individu ke Satu Entitas
Kekompakan tim adalah tentang ikatan dan menghormati hubungan antara anggota yang menentukan kinerja kolektif mereka. Sumber
Pelatih harus memastikan bahwa setiap anggota tidak hanya bekerja menuju tujuan individu tetapi juga berusaha untuk keberhasilan kelompok. Ini dapat dicapai dengan:
- Membangun komunikasi terbuka : Sesi diskusi regular dan pengantar dapat mempromosikan pengurangan gesekan antara anggota.
- Menetapkan gabungan tujuan : Seorang pelatih perlu mengkomunikasikan visi secara efektif dan menginformasikan seluruh anggota tim mengenai posisi dan tanggung jawab masing-masing di dalamnya.
- Memperkuat kerjasama : Latihan kolaboratif, ditujukan pada aktivitas-aktivitas yang dibagi dalam satu kelompok, tim simulasi, atau pertandingan-pertandingan juga dapat membangun kerjasama yang bersifat saling ketergantungan.
Slaich dan Wileke & Davidson memberikan gambaran tim sebagai sebuah orkestra, dimana seorang pemain memiliki perannya sendiri, namun setiap harmonisasi akan diperoleh apabila setiap orang bermain secara bersinergi. Sang pelatih bertindak sebagai konduktor untuk menuntun semua kegiatan ini.
4. Kepemimpinan Adaptif: Penekanan dan Dukungan Seimbang
Kepelatihan yang berhasil, cenderung seimbang antara mengambil risiko dengan menempatkan kebutuhan emosional pada tim. Sumber rinci menegaskan bahwa seorang pelatih diharuskan berperan ganda. Memberi atau menjadi sosok penerima kepercayaan. Contohnya, ketika tim ada dalam tekanan, sangat memerlukan bimbingan dengan otoritas tegas tetapi tidak dalam situasi tekanan penuh. Sebaliknya, pada saat tim tersisih dari pertandingan, sang pelatih seharusnya menjadi pendengar yang baik untuk menambahkan motivasi dan semangat yang hilang.
Dalam mendekati situasi tersebut, kepemimpinan adaptif juga meliputi kemampuan menilai situasi di dalam tim. Dalam situasi semacam ini, jika terdapat konflik di dalam tim, sang pelatih perlu proaktif untuk meredakan dan menjadikannya sebagai momen pembelajaran.
Oleh karena itu, ketahanan tim tidak terguncang , begitu juga dengan mentalitas pemenang.
5. Contoh Kehidupan Nyata: Dari Lapangan Hijau ke Dunia Bisnis
Prinsip-prinsip yang disebutkan tidak eksklusif untuk dunia olahraga. Sumber tersebut mengutip bahwa mentalitas seorang pemenang dan kohesi tim juga sangat penting dalam bisnis. Seorang manajer proyek, misalnya, dapat mengadopsi strategi pelatih sepak bola dengan membangun tonggak yang jelas dan memberikan umpan balik secara berkala serta mendorong kepercayaan antar divisi.
Faktanya, beberapa perusahaan telah membuktikan seperti Google bahwa tim dengan kohesi tinggi—yang dipertahankan oleh komunikasi terbuka dan kejelasan peran—cenderung melakukan inovasi yang lebih besar dengan kecepatan yang lebih cepat. Ini semakin mengonfirmasi bahwa peran seorang pelatih (atau pemimpin) secara fundamental ada di mana-mana terlepas dari bidangnya.
Kesimpulan
Pelatih adalah tulang punggung kesuksesan tim. Ia mengubah sekumpulan individu menjadi mesin yang terkompresi dengan strategi yang tepat, motivasi yang benar, dan dengan mendorong kohesi yang diarahkan menuju satu tujuan tunggal. Pola pikir pemenang yang dipadukan dengan kerja tim bukanlah kebetulan tetapi merupakan produk dari kepemimpinan yang kuat, visioner, dan empatik. Seperti yang dikutip dari sumber, “Seperti orkestra, tim pemenang lahir ketika setiap anggota tahu melodi, dan mempercayai konduktor.”